PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
(disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P.
Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama
berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung
terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah
penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota
provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini
disahkan pada tanggal 9 Februari 2001.
Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen
Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Sejarah
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta
pulau-pulau kecil. Sebelum Kapitulasi Tutang Pulau Bangka dan Pulau Belitung
merupakan daerah taklukan dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram.
Setelah itu, Bangka Belitung menjadi daerah jajahan Inggris dan kemudian
dilaksanakan serah terima kepada pemerintah Belanda yang diadakan di Muntok
pada tanggal 10 Desember 1816. Pada masa penjajahan Belanda, terjadilah
perlawanan yang tiada henti-hentinya yang dilakukan oleh Depati Barin kemudian
dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Depati Amir dan berakhir dengan
pengasingan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur oleh Pemerintahan Belanda. Selama
masa penjajahan tersebut banyak sekali kekayaan yang berada di pulau ini
diambil oleh penjajah.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan
sebagai provinsi ke-31 oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang No. 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan.
Ibukota provinsi ini adalah Pangkalpinang.
Cuaca dan Iklim
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 %
dengan rata-rata perbulan mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3
mm sampai dengan 476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1
MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC
dengan rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum
24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan suhu
udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan
Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan
basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan
terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan
Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan
16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan
Bulan November sampai Bulan Desember.
Posisi
Geografis
Posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' -
3º10' LS dan 105º - 108º BT.
Tipologi
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil
pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter
di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk
Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam
Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau
Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing
ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit
Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan
Pangkalan Baru.
Hidrologi
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan
oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan
perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga
perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan
kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka
Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi
tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di
sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup
terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu
perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.
Di samping sebagai daerah perairan laut,
daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa,
sungai Buluh,
sungai
Kotawaringin, sungai Kampa,
sungai Layang,
sungai Manise
dan sungai Kurau.
Flora
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh
bermacam-macam jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah
seperti: Kayu Pelawan, Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan
Kerengas. Tanaman hutan lainnya adalah: Keramunting, buk-buk, Mate Ayem, Kapuk,
Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain.
Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu
Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.
Fauna
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih
memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan
Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Musang, Burung Keruak , Elang, Ayam
Hutan, Pelanduk Kancil, berjenis-jenis Ular dan Biawak.
PROVINSI
KALIMANTAN UTARA
Kalimantan Utara adalah bagian utara dari pulau Kalimantan (Borneo) yang meliputi Sabah, Sarawak, Brunei dan Kalimantan Timur bagian Utara (= Karasikan). Kalimantan Utara merupakan pemekaran provinsi baru dari Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Utara secara resmi berdiri pada 25 Oktober 2012 dengan ibukota di Tanjung Selor. Secara otomatis Kalimantan Utara menjadi provinsi yang ke-34 sekaligus yang termuda di Indonesia saat ini.
Kalimantan Utara adalah bagian utara dari pulau Kalimantan (Borneo) yang meliputi Sabah, Sarawak, Brunei dan Kalimantan Timur bagian Utara (= Karasikan). Kalimantan Utara merupakan pemekaran provinsi baru dari Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Utara secara resmi berdiri pada 25 Oktober 2012 dengan ibukota di Tanjung Selor. Secara otomatis Kalimantan Utara menjadi provinsi yang ke-34 sekaligus yang termuda di Indonesia saat ini.
Posisi Kalimantan Utara terletak di
utara Pulau Kalimantan, berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak, Malaysia.
Provinsi ini meliputi Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung dan
Kota Tarakan.
Pada saat terbitnya Undang Undang Nomor 20
Tahun 2012 jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara berjumlah + 692.163 jiwa,
dengan kepadatan penduduk + 10 Jiwa/Km. Pada aAwal November 2013 setelah terbentuk
dan berjalannya roda Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara selama kurun waktu
+ 1 (satu) tahun sejak di ditetapkannya UU No, 20 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara, maka terjadi peningkatan jumlah penduduk
sebesar 30.842 jiwa atau sebesar 4,45 % jiwa sehingga jumlah penduduk
menjadi sebanyak 723.005 jiwa.
Sejarah
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian
utara pulau Kalimantan ini adalah wilayah pengaruh Kesultanan Brunei dan
Kesultanan Sulu. Raja pertama dari Kesultanan Bulungan yang berada di
Kalimantan Timur bagian utara berasal dari Brunei. Namun pada masa Hindu
wilayah utara Kalimantan Timur hingga sebagian Sabah merupakan bekas wilayah
Berau.
Kalimantan Timur bagian utara merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan. Daerah Kesultanan Bulungan merupakan bekas daerah milik Kerajaan Berau yang melepaskan diri. Kerajaan Berau menurut Hikayat Banjar termasuk dalam pengaruh mandala Kesultanan Banjar sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa/Kerajaan Negara Daha. Dalam tahun 1853, Bulungan sudah dimasukkan dalam wilayah pengaruh Belanda. Sampai tahun 1850, Bulungan/Kaltara berada di bawah Kesultanan Sulu. Pada tanggal 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar beserta vazal-vazalnya di Kalimantan jatuh menjadi daerah protektorat VOC Belanda, maka Kompeni Belanda membuat batas-batas wilayah di Borneo berdasarkan batas-batas klaim Kesultanan Banjar yaitu wilayah paling barat adalah Sintang dan wilayah paling timur adalah Berau (termasuk Bulungan & Tidung). Sesuai peta Hindia Belanda tahun 1878 saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltim-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan suku Tidung yang ada di wilayah Tawau.
Kalimantan Timur bagian utara merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan. Daerah Kesultanan Bulungan merupakan bekas daerah milik Kerajaan Berau yang melepaskan diri. Kerajaan Berau menurut Hikayat Banjar termasuk dalam pengaruh mandala Kesultanan Banjar sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa/Kerajaan Negara Daha. Dalam tahun 1853, Bulungan sudah dimasukkan dalam wilayah pengaruh Belanda. Sampai tahun 1850, Bulungan/Kaltara berada di bawah Kesultanan Sulu. Pada tanggal 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar beserta vazal-vazalnya di Kalimantan jatuh menjadi daerah protektorat VOC Belanda, maka Kompeni Belanda membuat batas-batas wilayah di Borneo berdasarkan batas-batas klaim Kesultanan Banjar yaitu wilayah paling barat adalah Sintang dan wilayah paling timur adalah Berau (termasuk Bulungan & Tidung). Sesuai peta Hindia Belanda tahun 1878 saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltim-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan suku Tidung yang ada di wilayah Tawau.
Masyarakat dan Budaya
Menariknya, sepertiga dari populasi di
Kalimantan Utara adalah orang Jawa, kemudian diikuti oleh pendatang dari
Sulawesi Selatan. Sisanya merupakan penduduk asli yang terdiri dari beberapa
kelompok etnis, termasuk Banjar, Bulungan, Dayak, Tidung dan Kutai.
Suku
dan Bahasa
Suku yang mendiami Provinsi Kalimantan Utara
yaitu Suku Tidung, Suku Bulungan, Suku Berau, Suku Banjar, Suku Dayak Abai,
Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Burusu, Suku Dayak Tagal, Suku Dayak Merap, Suku
Lun Bawang / Lun Dayeh, Suku Kayan, Suku Lundayeh, Suku Tagel, Suku Saben, Suku
Punan, Suku Badenhg, Suku Bakung, Suku Makulit, Suku Makasan, Suku Jawa, dan
Suku Bugis.
Bahasa yang digunakan masyarakat Kalimantan
Utara adalah Bahasa Tidung dialek Malinau, Bahasa Tidung dialek Sembakung,
Bahasa Tidung dialek Sesayap, Bahasa Tidung dialek Tarakan atau Tidung
Tengara., Bahasa Banjar, Bahasa Berau, Bahasa Lundayeh, Bahasa Kutai, dan
Bahasa Dayak.
Letak
geostrategis
Batas Utara : Negara Malaysia Bagian Sabah
Batas Selatan : Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kertanegara Kan Kab. Berau Prov Kaltim
BatasTimur : Laut Sulawesi
Batas Barat : Negara Malaysia Bagian Serawak
Batas Selatan : Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kertanegara Kan Kab. Berau Prov Kaltim
BatasTimur : Laut Sulawesi
Batas Barat : Negara Malaysia Bagian Serawak
Letak Geografis Provinsi Kalimantan Utara
memiliki lokasi yang sangat strategis dan menguntungkan, karena daerahnya di
lewati oleh alur pelayaran yang termasuk dalam kategori Alur Laut Kawasan
Indonesia II (ALKI II) yang sering dilewati oleh kapal kapal yang berlayar dari
perairan Indonesia ke alur pelayaran internasional meliputi Kawasan Malaysia,
Filipina, Brunei, Singapore dan negara-negara ASEAN, serta negara-negara Asia
Pasifik seperti Hongkong, China, Korea Selatan dan Jepang.
Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, tepatnya dengan
Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.
Untuk daerah daratan terdapat + 1.038 km garis perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara dengan Negara Malaysia.
Untuk daerah daratan terdapat + 1.038 km garis perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara dengan Negara Malaysia.
Kuliner
Makanan khas di Kalimantan
Utara adalah Kepiting Saus Khas Tarakan, Kapah Rebus atau Kapah Tumis.
Hasil
Alam
kelapa sawit, kelapa, kopi,
kakao, lada, ikan patin / jambal, udang galah, udang windu, udang putih, ikan
biji nangka, kerapu, kakap, gulamoh, belanak, kepiting, kerang dara, dan telur
penyu.
Referensi :